Minggu, 01 November 2020

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TEGANGAN -Aminatussaadah

 

I.                   JUDUL           : TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TEGANGAN

II.                TUJUAN

1.      Setelah melakukan praktikum, praktikkan dapat mengidentifikasi karakteristik Transistor sebagai penguat dengan benar

2.      Setelah melakukan praktikum, praktikkan dapat membedakan prinsip transistor sebagai penguat dengan transistor sebagai saklar dengan benar

3.      Setelah melakukan praktikum, praktikkan dapat menghitung penguatan rangkaian dengan benar

 

III.             LANDASAN TEORI

Transistor dalam elektronika termasuk dalam komponen aktif, yang berarti untuk dapat bekerja transistor perlu diberi catu daya. Transistor yang digunakan pada penguat adalah transistor bipolar yang terbuat dari persambungan P-N. Pada dasarnya transistor berasal dari dua kata, yaitu transfer dan resistor. Dari kedua kata ini dapat dikemukakan definisi dari transistor yaitu transfer arus listrik dari resistansi rendah ke resistansi tinggi. Transistor adalah suatu peranti semikonduktor yang umumnya digunakan untuk memperkuat atau mensaklar sinyal elektronika. Suatu transistor dibuat dari material semikonduktor dengan tiga terminal untuk menghubungkannya ke rangkaian eksternal (Yohandri, 2016 : 198).

Menurut Bishop (2004: 68-71), semua transistor memiliki tiga buah kaki terminal atau sambungan. Transistor daya rendah dibuat dengan kemasan dari bahan plastic atau logam. Kemasan transistor yang terbuat dari plastic memiliki salah satu sisi permukaan yang berbentuk datar, sedangkan yang terbuat dari logam memiliki sebuah tonjolan (tag) pada pinggiran bawahnya (rim). Terminal-terminalnya diberi label dengan huruf-huruf c, b dan e yang merupakan singkatan dari kolektor (collector), basis (base) dan emitor (emitter). Arus basis digambarkan dengan panah yang lebih tipis karena nilai arus ini jauh lebih kecil dibandingkan arus kolektor atau arus emitor.

Menurut Surjono (2011 :128-129), rangkaian penguat perlu diubah menjadi rangkaian ekivalen ac menggunakan parameter-h. sebagaimana tecantum dalam table 5.1 bahwa harga tipikal parameter hre dan hoe sangat kecil, sehingga dalam berbagai analisa kedua parameter-h tersebut sering diabaikan atau dianggap nol

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 5.13 Rangkaian Penguat CE

.

Dalam membuat rangkaian ekivalen ac yang perlu diperhatikan adalah bahwa sumber tegangan DC (power supply ideal) dianggap hubung singkat dan semua kapasitor (dalam frekuensi menengah) dianggap hubung singkat.

Menurut Maulana (2017: 94), komponen aktif adalah komponen yang dapat diguanakan jika ada tegangan minimal. Contoh komponen aktif, yaitu:

1.        Diode

Diode adalah komponen elektonika yang membuat arus listrik mengalir hanya dalam satu arah, sehingga biasa disebut sebagai penyearah.

2.        LED (Light Emiting Dioda)

LED (Light Emiting Dioda) merupakan jenis diode yang jika diberikan tegangan forward bias akan menimbulkan cahaya dengan warna-warna tertentu seperti merah, hijau dan kuning.

3.        Transistor

Transistor bipolar biasanya digunakan sebagai saklar dan penguat pada rangkaian elektronika digital. Transistor memiliki 3 terminal komponen semikonduktor pada satu terminal adalah berfungsi sebagai pembuka (open) atau rangkaian.

Theoretically, the amplifier gain increases with increasing number of cascade stages. However, increasing the number of cascaded stages will inevitably introduce poles with in the unity gain-bandwith (GBW) of the overall amplifier, which is hazardous to the stability of the amplifier and reduces the bandwith of the amplifier. The NGCC amplifier connects multiple feed-forward stages in parallel with the compensation path to by pass the low-frequency internal stages of the NMC amplifier to provide a direct high-frequency path to the output. As a result, a zero-free amplifier can be obtained which is shown to be energy efficient. Nevertheless, both MNMC and NGCC amplifiers have feed-forwards stages from the input-stages to the output, which is not suitable fror rail-to-rail implementation. This simplifies the circuit and facilitates rail-to-rail implementation (Tam, 2019 : 15).

 

IV.             ALAT DAN KOMPONEN

Alat dan bahan yang akan digunakan:

1.      Kit komponen (toolbox)

2.      Resistor 1 k                       = 1 pcs

3.       Resistor 100 Ω                  = 2 pcs

4.       Resistor 470 Ω                  = 1 pcs

5.       Transistor NPN                 = 1 pcs

6.       Multimeter digital             = 1 unit

7.       Osiloskop                          = 1 unit

8.       Signal generator                = 1 unit

9.       Kabel jumper                     = 1 meter

10.   Power supply                     = 1 unit

11.   Breadboard                        = 1 unit

 

V.                PROSEDUR PERCOBAAN

1.    Persiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan saat melaksankan   percobaan.

2.  Periksa semua bahan dan peralatan pastikan semua dalam keadaan baik.

  3.  Buatlah rangkaian common emmiter seperti pada gambar

 

 

 

 

 

 

4.        Berikan tegangan Vcc sebesar 12 volt . dengan cara menghubungkan kaki R1 dan R3 ke sumber tegangan (+) dan kaki R1 dan R4 ke sumber tegangan (-). pastikam arus pada kaki kolektor sudah terhubung dengan emitter dengan cara pasang multimeter (+) kekaki R2 dan multimeter (-) ke ground . setelah dipastikan terhubung lepaskan kembali multimeter.

5.      Hubungkan AFG kekai Basis dan Emitrtor. Pastikan aruspada kaki Basis dan emiiter sudah terhung. Dfengan cara mengukur tegangan pada kaki R2. Pasang multimeter (+) kekaki R2 dan multimeter (-) ke ground. Setelah dipastikan terhubung lepaskan ke,bali multimeter.

6.      Carilah nilai Ib dan Ic.

7.      Untuk mencari nilai Ib lepas salah satu sumber tegangan lalu pasang multimeter (+) ke sumber tegangan (+) dan multimeter (-) ke kaki basis. Catat nilainya

8.      Untuk mencari nilai Ic pasang multimeter (+) kekaki kolektor dan multimeter (-) ke ground.catat nilailnya

9.      carilah nilai Vin. Dengan cara atur multimer kearah tegangan DC. Lalu pasang multimeter (+) ke kaki antar R! dab R3 dan multimeter (-) ke kaki basis. Catat nilai nya

10.  carilah Vour dengan cara pasang multimeter (+) ke kaki basis dan multimeter (-) ke ground. Catat hasilnya

 

 

VI.             DATA HASIL

 

Nilai (sertakan satuan)

VCC

11, 66 volt

VCE

12,04 volt

VBE

0,05 volt

IB

1,20 mA

IC

1,19 mA

Vin

0,03 volt

Vout

4,00 volt

 

Hasil penguatan yang diperoleh (Vout / Vin) : 4,00/0,03 : 133,33 kali

Description: C:\Users\ASUS\Downloads\lampiran emitor\IMG-20191016-WA0060.jpg

Gambar sinyal input dan sinyal output (osiloskop)

                       

VII.          PEMBAHASAN

Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri atas sebuah bahan type P dan diapit oleh dua bahan tipe N (transistor NPN) atau terdiri atas sebuah bahan tipe N dan diapit oleh dua bahan tipe P (transistor PNP). Transistor memiliki tiga kaki, yaitu kolektor (C), basis (B) dan emitor (E). Emitor adalah bahan semikonduktor yang diberi tingkat doping dengan tingkat yang sangat tinggi, kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang dan basis diberi doping yang sangat rendah. Apabila pada terminal transistor tidak diberi tegangan bias dari luar, maka semua arus akan nol atau tidak ada arus yang mengalir. Sedangkan apabila diberi tegangan bias aktif, maka pengosongan pada persambungan emitor-basis menjadi semakin sempit karena mendapatkan bias maju, sementara daerah pengosongan pada persambungan basis-kolektor menjadi semakin melebar karena mendapat bias mundur. Adapun karakteristik transistor dapat disajikan dengan transistor akan ditinjau tiga kurva, yaitu kolektor, kurva basis dan kurva beta.

Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog ini meliputi pengeras suara, sumber listrik stabil dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.

Selain digunakan sebagai penguat, transistor digunakan sebagai saklar. Caranya adalah dengan memberikan arus yang cukup besar pada basis transistor hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka.

Pada praktikum kali ini, tentang transistor sebagai penguat tegangan kita membutuhkan kit komponen, multimeter, osiloskop, sinyal generator, kabel jumper, catu daya dan lain sebagainya. Kami melakukan percobaan untuk mengukur VCC, VBE, VCE, IB, IC, Vin dan Vout. Pada pengukuran VCC telah diketahui nilai secara teorinya sbesar 12 volt, namun untuk membuktikan benar atau tidaknya nilai VCC 12 volt maka kami menggunakan multimeter untuk mengukur nilai VCC. Didapatlah nilai VCC secara prakteknya adalah 11,66 volt. Perbedaan nilai VCC secara secara teori dan praktek berbeda karena nilai VCC 12 volt sudah ditetapkan, sedangkan nilai VCC praktek lebih kecil dibandingkan VCC teori karena pada saat pengukuran arus yang berada pada komponen tersebut akan berkurang jika diukur terus menerus. Sementara untuk nilai VCE dan VBE yang diperoleh masing-masing yaitu sebesar 12,04 volt dan 0,05 volt. Kemudian untuk IB dan IC masing-masing sebesar 1,20 mA dan 1,19 mA. Sedangkan tegangan masukan (Vin) sebesar 0,03 volt dan tegangan keluaran (Vout) sebesar 4,00 volt. Sehingga diperoleh besar penguatan pada transistor sebesar 133,33 kali. Hal ini sesuai dengan teori yang ada dimana transistor berfungsi sebagai penguat. Untuk gambar sinyal input dan output kami tidak melakukannya, tapi kami cari diliteratur yaitu sebagai berikut:

 

 

Adapun alasan Vout lebih besar dari Vin karena ketika arus mengalir dari sumber menuju kapasitor, maka kapasitor akan menyimpan muatan yang mengalir dari sumber sampai penuh didalam kapasitor dan kemudian dialirkan, sehingga tegangan keluaran lebih besar daripada tegangan masukan karena arus yang diterima seadanya dari sumber arus. Jadi dapat disimpulkan bahwa praktikum yang kami lakukan memenuhi syarat yaitu Vout lebih besar dari Vin sehingga dikatakan bahwa praktikum ini berhasil.

 

VIII.       KESIMPULAN

 

1.      Karakteristik dari transistor sebagai penguat, yaitu : sinyal outputnya berbalik fasa 180° terhadap sinyal input, sering dipakai pada penguat frekuensi rendah, mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada kestabilan suhu dan bias transistor.

2.      Prinsip kerja transistor sebagai penguat adalah transistor bekerja pada wilayah antara titik jenuh dan titik kondisi terbuka (cut-off), tetapi tidak pada kondisi keduanya. Sedangkan prinsip transistor sebagai saklar adalah transistor akan bekerja pada kondisi terbuka (cut-off) apabila arus basis dilalui oleh arus yang sangat kecil sehingga bekerja seperti saklar yang terbuka dan kondisi jenuh jika basis transitor diberi arus yang cukup besar sehingga bekerja seperti saklar yang tertutup.

3.      Mencari penguatan rangkaian dapat menggunakan rumus :

β =  ,  β=

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Bishop, Owen. (2004). Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta :Erlangga

Maulana, Endri., Purnama, Rachmat Adi. (2017). Pemanfaatan layanan SMS telepon seluler berbasis mikrokontroler ATMEGA328p sebagai sistem control lampu rumah. Jurnal Teknik Komputer AMIK BSI, 3(1) : 93-99.

Surjono, Herman Dwi. (2011). Elektonika : Teori dan Penerapan. Yogyakarta : Cerdas Ulet Kreatif.

Tam, Wing-Shan., Kok, Chi-Wah. (2019). Design methodology of double nulling resistors nested-miller compensation of multistage amplifier. Jurnal solid state electronics letters. 15-24.

Yohandri., Asrizal. (2016). Elektronika Dasar 1. Jakarta: Kencana

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

1.        Lampiran Hitung

       =  12 volt =  12 volt = 6 volt

 

      = 6 volt – 0,05 volt = 5,95 volt

 

 =  = 0,12 A

 

 

     = 11,66 volt – 1,19 mA . 1000 Ω

     = 11,66 volt – 119

     = -107,34 volt

 

       = -107,34 – 5,95 volt

       = -113,29 volt

 

A (Teori) =  =  19,04 volt

 

A (Praktek) =   = 133,3 volt

 

 

 

2.        Lampiran Gambar

 

Description: C:\Users\ASUS\Downloads\lampiran emitor\IMG_20191012_115132.jpg                                       Description: C:\Users\ASUS\Downloads\lampiran emitor\IMG-20191016-WA0060.jpg

Rangkaian Common Emitter                                        Gelombang Yang Terbentuk

 

Description: C:\Users\ASUS\Downloads\lampiran emitor\PicsArt_10-17-09.52.08.jpg                                   Description: C:\Users\ASUS\Downloads\lampiran emitor\PicsArt_10-17-09.54.57.jpg

Proses Pengukuran VBE                                                 Proses Pengukuran IC

Description: C:\Users\ASUS\Downloads\lampiran emitor\PicsArt_10-17-09.56.38.jpg                                      Description: C:\Users\ASUS\Downloads\lampiran emitor\PicsArt_10-17-09.58.23.jpg

 Proses Pengukuran IB                                                 Proses Pengukuran Vout

 

 

 

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TEGANGAN -Aminatussaadah

  I.                    JUDUL            : TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TEGANGAN II.                 TUJUAN 1.       Setelah melakukan pra...